Review Novel Girls in The Dark

Buku kedua yang saya baca tahun 2021 ini setelah novel Ayah karya Andrea Hirata (kamu bisa lihat reviewnya di sini ya) adalah novel karya Akiyoshi Rikako berjudul Girls in the Dark. Saya mendapatkan buku ini dari sebuah lelang buku online di akun instagram @bookish_indonesia. Lumayan seru juga loh acara lelang buku online ini. Lelang buku online berlangsung seminggu sekali (kalau ga salah) dan hanya satu hari aja dipajang semua buku yang akan dilelang. Jika sudah berakhir waktu lelang, semua postingan tentang buku lelang akan dihapus dan digantikan dengan postingan sesiapa saja yang menang lelalng. Jadi, kamu bisa pasang notifikasi pada akun instagram bookish biar ga ketinggalan info lelang buku ya.

  • Judul Buku: Girls in the Dark
  • Penulis: Akiyoshi Rikako
  • Penerbit: Penerbit Haru
  • Jumlah Halaman: 289 halaman
  • Genre: Fiksi Thriller

Pertemuan Tahunan Klub Sastra yang Menguak Misteri

Ini novel pertama Akiyoshi Rikako yang saya baca. Saya tidak punya preferensi khusus kenapa saya kepengen punya novel ini. Hanya saja, pada suatu hari saya sempat melihat sebuah flyer undangan dari sebuah akun intagram klub buku untuk menghadiri bincang buku yang membahas novel-novel karya penulis wanita ini. Saya tidak ikut acaranya tapi saya jadi tahu ada penulis jepang bernama Akiyoshi Rikako yang karya-karyanya diperbincangkan oleh sebuah klub buku. Karenanya, ketika lelang buku menampilkan sebuah buku berjudul Girls in the Dark karya Akiyoshi Rikako, saya merasa tertarik.

Membaca blurb di bagian belakang buku cukup membuat saya tertarik. Kapan ya terakhir kali saya membaca novel thriller? Kayaknya sudah lama betul.

Review Girls in the Dark

Novel ini bercerita tentang sebuah klub buku yang beranggotakan 7 orang yang diketuai oleh Shiraishi Itsumi dan Sumikawa Sayuri sebagai wakil ketua. Pada suatu pertemuan rutin di akhir semester, klub buku mengadakan acara yami-nabe yang secara harfiah berarti panci dalam kegelapan. Pada yami-nabe, Seluruh peserta diwajibkan membawa bahan makanan yang disukai dan mencampur semuanya ke dalam panci pada suasana yang gelap.

Selain menikmati santapan campur-campur ala yami-nabe, peserta juga diminta membacakan cerita pendek karya masing-masing peserta di tempat yang telah disediakan. Cerita pendek kali ini bertemakan Shiraishi Itsumi. Itsumi ialah sang ketua klub sastra tersebut, tadinya. Seminggu sebelum acara tersebut, Itsumi ditemukan meninggal dengan menggenggam bunga Lily di tangannya. Sayuri sebagai sahabat dekat Itsumi sekaligus wakil ketua klub otomatis naik jabatan menjadi ketua klub tersebut. Dengan begitu, ia berhak menentukan tema cerita pendek yang ditugaskan kepada anggota klub. Jadilah tema cerita pendek tersebut: Kematian Ketua Klub Sebelumnya, Shiraishi Itsumi.

Karena itu, daripada kita mengenang gadis itu sendiri-sendiri, saya berpikir alangkah baiknya kalau kita bisa berkumpul dan mengenangnya bersama-sama”

Dikatakan oleh Sumikawa Sayuri (Halaman 20)

Novel Thriller Jepang yang Bikin Ketagihan

Setelah baca novel ini, saya jadi ketagihan baca novel thriller jepang karya Akiyoshi Rikako ini. Setidaknya ada beberapa hal yang menurut saya menarik dari novel ini.

Konsep Penceritaan yang Tidak Biasa

Biasanya saya membaca novel yang ditulis oleh satu sudut pandang (atau kadang lebih) dengan bentuk narasi oleh pencerita. Tapi, berbeda dengan buku ini. Kisah diceritakan melalui gabungan cerita pendek yang dibuka dan ditutup oleh speech Sayuri. Cerita pendek ini dibacakan pada kegiatan tahunan klub buku. Saya merasa seperti hadir dalam kegiatan tahunan tersebut dan menyimak acara hingga selesai. Menarik banget sih! Saya belum pernah baca buku yang penceritaannya seperti ini sebelumnya.

Plotnya Apik

Dari awal saya dibuat penasaran dengan pembukaan yang diberikan oleh Sayuri. Lalu kemudian membaca cerita-cerita pendek karangan anggota klub dan semakin penasara karena pelaku pembunuhan yang diduga masing-masing pencerita berbeda. Jadi bertanya-tanya terus sepanjang baca novel, siapa sebenarnya yang membunuh Itsumi? Benarkah Itsumi meninggal dengan dibunuh? Di akhir, semakin menarik lagi: plot twist yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Bahasa Ringan dan Mengalir

Untuk sebuah novel terjemahan, saya merasa membaca buku ini sangat menyenangkan karena terjemahannya tidak kaku. Terlepas dari terjemahannya, cara penceritaan novel ini terasa mengalir karena memang dibuat seperti masing-masing anggota berbicara secara langsung. Sama sekali tidak berat walaupun bergenre fiksi thriller.

Penokohan yang Kuat

Karakter masing-masing anggota terasa kuat ketika saya membaca cerita pendek yang menceritakan pengalaman anggota bersama Itsumi. Nitami yang rendah diri, Kogoko yang logis, Diana yang agak egois, dan lainnya. Ragam karakter ini menambah cita rasa novel menjadi kaya.

Ganjalan Tentang Ending

Sebenarnya agak ragu mau bahas tentang ending, khawatir spoiler. Dan memang ending-nya ini gong banget dan bikin pengalaman membaca jadi menarik. Tapi, ada yang mengganjal yang ingin dibagi sama kamu-kamu yang baca tulisan ini.

Cerita pendek terakhir dibacakan oleh Sayuri mengungkapkan suatu hal yang mengejutkan. Bahkan akhir dari cerita pendek itu pun tidak kalah mengejutkannya. Tapi saya malah ragu, apa benar itu kejadian sebenarnya? Atau kah sesungguhnya ada kisah lain yang dipoles sedemikian rupa menjadi cerita yang dibacakan oleh Sayuri? Karena sepanjang cerita saya tidak menemukan kisah Sayuri secara personal, hanya beberapa disinggung oleh teman-teman yang lain tapi tidak mendalam. Kamu malah jadi bingung atau jadi tertarik? Atau jadi bingung dan tertarik? Baca deh, saya sih ga nyesel, oke banget!

Buat kamu yang sudah baca bukunya, boleh ya sharing pengalaman membaca kamu juga di sini 😊

Diterbitkan
Dikategorikan dalam Bacaan

5 komentar

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *